Konsep Biologi Modern dan
Pandangan Reduksionisme
Di Indonesia terdapat 2 hal yang berkaitan dengan
perkembangan biologi yakni bioteknologi dan biologi modern. Persoalan yang
dihadapi bukan pada bagaimana mempelajari bioteknologi, namun lebih terletak
pada bagaimana bioteknologi dapat menjadi solusi untuk problem kehidupan. Hal
ini karena terkait dengan kultur kehidupan yaitu ketidakmampuan memanage
teknologi. Jadi masyarakat perlu “melek” teknologi dalam arti
bukan hanya mengerti saja, tetapi juga memahami dan menghayati.
Di sisi lain, apakah yang dimaksud dengan
biologi modern? Biologi modern merupakan pandangan yang khas, cara memandang
(paradigma) alam dan sistem kehidupan. Cara memandang tersebut bertujuan untuk
diperolehnya kebenaran. Kebenaran dalam biologi adalah terletak pada obyeknya.
Oleh karena kebenaran pada obyek, maka harus mengamati obyek seteliti mungkin
dan sedapat mungkin harus mengamati keseluruhan obyek tersebut. Masakah yang
dihadapi adalah obyek biologi sangat kompleks, sehingga sangat susah menjawab
semua persoalan.
Biologi modern mencoba untuk memberikan
analisis untuk memperoleh fakta-fakta yang bisa memperjelas konsep. Di dalam
biologi modern, makhluk hidup sekecil apapun adalah organisasi, karena itu
disebut organisme. Oleh karena sulitnya menjelaskan secara utuh tentang makhluk
hidup akibat kekompleksannya, maka yang dipelajari harus disederhanakan.
Melalui penyederhanaan, maka yang dipelajari dapat fokus dan detail, yang
berakibat informasi yang diperoleh dapat utuh. Hal-hal yang sulit dijawab harus
dijelaskan (disederhanakan) dengan permodelan menggunakan hukum-hukum kimia,
fisika dan matematika.
Dalam kajian biologi modern, kompleksitas
sistem kehidupan mengharuskan penggunaan model antara lain model-model sel yang
secara struktural dibuat jauh lebih sederhana agar mudah diamati oleh indera
baik secara langsung maupun melalui perangkat instrumentasi laboratorium yang
ada. Model biologis umumnya berupa isolat organella (bagian dari sel) atau sekedar
reaksi-reaksi molekul biologis dalam lembaran membran atau tabung reaksi.
Pengembangan konsep-konsep biologi dengan cara menyederhanakan obyek
penelitian, dikenal sebagai pandanganreduksionisme. Kajian dengan
memakai sudut pandang ini, menghasilkan konsepsi bahwa makhluk hidup adalah
suatu bentuk organisasi dengan menganggap sel sebagai unit dasar struktur dan
fungsi organisasi tubuh makhluk hidup. Lebih lanjut disepakati bahwa seluruh
proses hidup dianggap tidak pernah menyimpang dari kaidah-kaidah fisika dan
kimia.
Kebalikan dari pandangan
reduksionisme adalah pandangan holistik (kedokteran atau pengobatan Cina,
India, Jawa menggunakan pendekatan atau pandangan ini). Menyederhanakan obyek
harus dilakukan dengan kehati-hatian; melalui biologi modern yang berpandangan
reduksionisme bisa saja dihasilkan organisme tanpa mata, sebab untuk
terbentuknya mata harus ada gen khusus, gen khusus tersebut bekerja melalui
enzim, dari kerja enzim akan terjadi differensiasi yang berakibat terbentuknya
mata. Kalau gen atau protein enzim untuk differensiasi menjadi mata terganggu,
maka tidak akan terbentuk mata. Padahal secara alami, organisme adalah
dilengkapi dengan mata. Termasuk pula berbagai Genetically Modified
Organism. Bahayanya bila tidak hati-hati adalah dalam biologi modern,
manusia bisa dianggap sebagai reaksi kimia biasa, jadi tidak ada penghargaan
(ini bila modern biology approach only).
Namun reduksionisme juga
tidak bisa dihindari, walaupun merupakan keterpaksaan, sebab suatu obyek agar
bisa diamati dengan lebih baik, terpaksa mereduksi bagian dari makhluk hidup,
jadi menghasilkan kajian yang sempit tetapi sangat dalam.
Kebalikan dari reduksionisme adalah biologi holistik
yaitu bidang bioogi yang menganggap bahwa makhluk hidup sebagai unit terkecil
dan bukan merupakan organisasi. Bidang biologi yang mewakili bidang biologi
holistik antara lain adalah ekologi. Di dalam ekologi, individu adalah unit
terkecil, dari sinilah ekologi sering menjadi counter-measured bagi
hasil-hasil kajian teknologi berbasis biologi modern.
Hubungan Struktur dan
Fungsi
Di dalam biologi, dikenal hukum tentang
hubungan struktur dan fungsi, dimana hal ini berlaku dalam organisasi tubuh.
Jadi kalau ada struktur, mesti ada fungsi. Kalau ada struktur tetapi tidak ada
fungsi, pasti sesuatu tersebut akan rudimenter. Sebaliknya, bagian
yang tidak difungsikan akan mengecil. Struktur menyesuaikan dengan fungsi. Dari
struktur tubuh, dapat diketahui kebiasaan.
Dalam hukum biologi, sistem kehidupan
sangat efisien, artinya energinya sedikit tetapi pekerjaannya bisa sangat
banyak. Konsekuensi efisiensi tinggi, akhirnya sangat kompleks. Contoh, sel
manusia pekerjaannya sangat banyak dibanding sel bakteri.
Konsep
Reaksi Kimia dalam Biologi
Delapan
puluh persen komponen sitoplasma adalah air. Molekul air berikatan satu sama
lain dengan ikatan lemah. Molekul air memiliki polaritas. Segala sesuatu yang
bereaksi, paling baik kalau dalam keadaan terlarut. Muncul konsep, reaksi kimia
dalam biologi adalah reaksi dalam keadaan terlarut. Air sebagai media proses
kehidupan (sebagai media, tidak berpihak, semua diberi peluang yang sama).
Ikatan kimia terdiri dari ikatan kovalen,
ikatan hidrogen, ikatan ion, daya Van der Walls, dan ikatan hidrofobik. Ikatan
kovalen merupakan ikatan kuat antara 2 atau lebih atom dengan memanfaatkan 1
elektron di kulit atom terluar. Ikatan lemah mudah terbentuk dan mudah
terlepas. Ikatan dengan kebutuhan energi rendah antara 2 atom dalam 1 molekul
atau 2 atom yang masing-masing adalah anggota dari 2 molekul.
Persitiwa-peristiwa biologis adalah ikatan
kimia. Senyawa-senyawa yang memiliki hidrogen membentuk ikatan lemah. Asam
amino satu dengan yang lain membentuk ikatan hidrogen, sehingga polipeptida
yang panjang bisa berlipat-lipat. Basa purin, pirimidin, DNA, RNA membentuk
ikatan lemah pada masing-masing basa nitrogen. Ikatan lemah yang berupa ikatan
hidrogen ini bisa putus, akibat panas. Contoh: air dipanaskan, lepas, ikatan
hidrogen putus. DNA dipanaskan, menjadi DNA yang hanya 1 untai saja. Panas
tersebut dapat diganti dengan enzim.
Atom-atom struktur tetap karena selalu
menjaga jarak akibat daya van der walls, di samping juga adanya muatan listrik.
Enzim + substrat ……. ikatan lemah, tetapi karena banyak menjadi kuat, …….
substrat menjadi berubah ……… produk. Pada Enzim — Substrat, kalau ikatan
terlalu sedikit, maka mudah lepas dan tidak berefek. Inhibisi terhadap reaksi
enzimatik ada dua yaitu competitive danallosterik. Pada
allosterik, sebelum bereaksi enzim ada yang mengikat, sehingga tidak bisa
bereaksi dengan substrat.
DNA (Program Kehidupan)
DNA merupakan untaian senyawa kimia yang
secara jelas bisa diikuti. Dalam reaksinya: DNA ——– transkripsi ——– mRNA ———
translasi ——— protein (sebagai pelaku proses hidup). DNA dapat dikatakan tidak
hanya mengkode enzim, melainkan juga mengkode protein, sebab 99% enzim adalah
protein. Protein membran sel misalnya, bersifat hidrofilik dan hidrofobik, ini
agar protein tidak semuanya berada di luar membran atau semuanya di dalam
membran, sebab kalau semua berada di dalam atau semua berada di luar maka tidak
bisa memfasilitasi pengangkutan zat. Protein dapat bergerak, karena dia adalah
pelaku proses hidup, misalnya aktin dan miosin.
Molecular Cell Biology (MCB)
Molecular Cell Biology adalah kajian biologi sel
dengan pendekatan molekular. Biologi modern pada intinya adalahmolecular
biology. Istilah biologi sel sendiri pada saat ini berbeda dengan sitologi.
Sitologi adalah istilah yang dipakai untuk bidang ilmu yang mempelajari
sel pada era sebelum 1980. Bedanya dengan biologi sel, sitologi hanya
mempelajari tentang struktur dan fungsi pada sel saja. Sedangkan pada biologi
sel, disamping mempelajari struktur dan fungsi, juga menekankan pada kajian
bahwa sel adalah sistem yang dinamik, jadi memperhatikan juga proses di dalam sel.
Molecular Cell Biology bisa diterapkan
dalam taksonomi genetika yakni genetika molekular. Jadi yang dipelajari dalam
genetika bukan lagi persilangan dan penurunan sifat organisme, tetapi sudah
berada pada kawasan molekulnya. Hal ini sesuai dengan pandangan reduksionisme
yang digunakan. Sebab ketika orang berpikir reduksionis, ada banyak hal yang
dapat dikerjakan. Misalnya, pada saat berbicara tentang protein, kita dapat
menerapkan hukum kimia dan fisika. Berkaitan dengan statistik, biologi modern
tidak terlalu mementingkan statistik, yang diutamakan adalah fakta. Logical
reasoning sangat penting. Meskipun statistik mengatakan ada hubungan,
bagi biologi modern adalah belum tentu, karena harus ada hubungan yang logis.
Cloning and Stem Cell Technology
1. Cloning (kloning)
Teknologi kloning merupakan penerapan ilmu
genetika. Klon adalah sekelompok organisme dari
genotipe identik, yang dihasilkan oleh semacam reproduksi aseksual dan beberapa
proses seksual misalnya haploid yang dibentuk sendiri. Istilah klon awalnya
dipakai untuk menyatakan bibit unggul tanaman karet yang diperbanyak secara
vegetatif.
Tahun 1971 ke atas, ditemukan teknik baru
yang memungkinkan terjadinya pertukaran DNA antar organisme yang tidak sejenis.
Teknologi DNA rekombinan atau disebut kloning gena memberikan
sifat yang potensial dan tidak terbatas untuk menciptakan bentuk-bentuk baru
kombinasi gen yang pada saat ini tidak dijumpai dalam teknologi alami sehingga
akan dapat direkayasa organisme-organisme baru.
Proses kloning dapat
digambarkan secara sederhana sebagai berikut :
Ø Mempersiapkan sel stem :
suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh. Sel ini
diambil dari manusia yang hendak dikloning.
Ø Sel stem
diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipisahkan
dari sel.
Ø Mempersiapkan sel telur :
suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan kemudian intinya
dipisahkan.
Ø Inti sel dari sel
stem diimplantasikan ke sel telur
Ø Sel telur dipicu supaya
terjadi pembelahan dan pertumbuhan.Setelah membelah (hari kedua) menjadi sel
embrio.
Ø Sel embrio yang terus
membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima) dan siap
diimplantasikan ke dalam rahim.
Ø Embrio tumbuh dalam rahim
menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem donor.
Ø Dari pengertian kloning
dan prosesnya di atas yang menghasilkan individu baru dan mempunyai sifat
genetik yang “identik” (sama).
2. Stem
Cell
Yang dimaksud
dengan stem celladalah sel yang belum mengalami differensiasi. Stem
cell dapat menghasilkan atau memperbaharui dirinya sendiri, atau dapat pula
berkembang menjadi satu atau lebih sel dengan tipe tertentu yang telah
terspesialisasi. Sumber stem cell adalahembryonic
(blastocyst dan gonadal), fetal, infant, atau adult. Stem
cells harus disertai data DNA (sebelum dipakai harus dites ulang, jangan sampai
tertukar); hal ini untuk kepentingan labelling. Ketika stem cell
ditanam, harus mengalami differensiasi. Stem cell tidak mempunyai program
kematian sel.
In
Vitro Fertilization (IVF)
Secara alami pada hewan kelas tinggi dan manusia,
keturunan didapatkan dengan fertilisasi, yaitu bertemunya sel-sel telur (gonad)
dan sperma menjadi zigot. Zigot secara normal akan tumbuh dengan memperbanyak
diri menjadi beberapa sel morula dan blastula dan selanjutnya berdifferensiasi
menjadi organ-organ. Penggandaan zigot, kecuali secara alami di dalam rahim
(timbulnya anak kembar), juga bisa dilakukan di laboratorium sebagaimana yang
terjadi pada IVF (In Vitro Fertilization = bayi tabung). Zigot
pertama adalah hasil fertilisasi, zigot yang lainnya yang berasal dari zigot
pertama adalah hasil kloning.
IVF berhubungan erat dengan ART (Assisted
Reproductive Technology) yaituprogram untuk membantu agar bisa terjadi
pertemuan antara spermatozoa dengan ovum, agar bisa menghasilkan keturunan
(bagi yang bermasalah). Di dalam IVF ini harus memperhatikan kualitas ovum
(ukuran, kekeruhan, tingkat granulasi, dan sel-sel pendukung).
Problem etika dari IVF adalah pada saat
pengambilan oosit dari tubuh wanita, oosit yang diambil harus banyak (jadi
orangnya harus dibius). Oosit yang banyak ini untuk cadangan oosit dan cadangan
embrio, karena bisa saja pada saat proses ada yang mati di tengah proses yang
masih berjalan. Hal inilah yang menjadi problem etika, karena tidak semuanya setelah
mencapai tahap blastula, ditanamkan kembali ke uterus.Dari sudut pandang
reduksionis memecahkan masalah, namun kalau sudah menjadi komersil menjadi
bermasalah.
Masalah lain : kalau yang ditanamkan
kembali ke tubuh wanita, sudah terlalu besar, ini sudah terlambat, demikian
juga bila masih terlalu kecil (terlalu dini) ; kedua-duanya akan menyebabkan
kegagalan proses impantasi di uterus.
STRUKTUR MEMBRAN SEL
Sel memiliki sistem
penyimpanan materi di dalam sel yang serupa dengan suatu kontainer yang berupa
membran plasma, suatu lapisan tipis yang tidak dapat diamati dengan mkikroskop
cahaya. Membran plasma ini memisahkan isi sel dari lingkungannya. Isi sel
(cairan intra sel) berbeda dari lingkungan luarnya, misalnya dalam hal
kandungan ion.
Sistem kompartementasi dapat terjadi karena
adanya sistem membran plasma (membran sel) yang mampu mencegah proses difusi
atau perpindahan molekul-molekul tertentu dari dalam ke luar atau sebaliknya
dari luar ke dalam sistem membran. Kompartementasi ini memungkinkan masing-masing
organel mempunyai fungsi khusus.
Semua membran sel secara umum tersusun oleh
lipid dan protein, disamping juga karbohidrat dan memiliki struktur umum yang
sama. Lipid, protein dan karbohidrat tersebut secara bersama menyusun membran
plasma atau membran internal.
FUNGSI MEMBRAN PLASMA
Membran
plasma mempunyai fungsi, sifat, struktur, dan sistem transport yang sangat
penting bagi proses hidup suatu sel. Fungsi membran plasma yaitu untuk
membungkus sel, membatasi perluasan sel, sebagai filter yang sangat selektif,
merupakan alat untuk transport aktif, mengontrol masuknya nutrien dan keluarnya
hasil metabolisme, menjaga perbedaan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel,
serta sebagai sensor untuk sinyal-sinyal yang terdapat di luar sel.
Sifat
Membran Plasma
Sifat utama membran sel adalah sangat
dinamis. Sifat membran yang dinamis ini sangat tergantung pada struktur dari
membran plasma itu. Sebagai contoh sifat membran yang tergantung pada
strukturnya adalah adanya dua lapisan lemak yang menyusun membran (lipid
bilayer). Membran lemak dapat terbentuk secara spontan dari campuran lipid
dalam lingkungan air bila konsentrasi lipid melampaui nilai kritis tertentu.
Bila jumlah lipid kurang dari konsentrasi kritis tersebut maka lipid larut
dalam air. Karena senyawa lipid ini merupakan molekul-molekul amphipatik, maka
bila dalam konsentrasi cukup tinggi molekul-nolekul lipid tersebut secara
spontan membentuk agregat berupa lapisan-lapisan lemak dua lapis.
Lapisan panjang lipid ini secara spontan
dapat putus atau bergabung kembali satu sama lain, sehingga di dalam air sering
terbentuk balon-balon vesikula. Mengingat sebagian besar komponen sel adalah
air, maka prinsip inipun rupanya juga berlaku di dalam sel dengan sistem
kompartementasinya. Adanya sistem membran lemak di dalam sel memungkinkan sel
untuk membelah diri tanpa kehilangan isi sel. Selain dari itu, juga
memungkinkan terjadinya proses endositosis dan eksositosis, bahkan mengingat
akan sifat fluiditas asam lemak penyusun membran sel, memungkinkan adanya gerak
pindah tempat, meskipun sel tersebut sesungguhnya tidak mempunyai alat gerak.
LIPID MEMBRAN PLASMA
Lima puluh persen (50 %) dari komponen
membran plasma adalah molekul lipid yang tidak larut dalam air, dan sangat
mudah larut dalam pelarut organik, sedang sisa dari komponen tersebut sebagian
besar adalah protein. Molekul-molekul lipid tersusun secara teratur sebagai dua
lapisan lemak (lipida bilayer) setebal 5 nm. Lipid bilayer ini merupakan
barrier yang semipermiabel untuk berbagai molekul yang larut dalam air.
Ada tiga macam molekul lipid yang terdapat
pada lipid membran yaituphospolipid (yang terbanyak), cholesterol,
dan glicolipid. Ketiga jenis lemak tersebut bersifat amphipatic atau amphipilic,
yang berarti mempunyai dua sifat yaitu bersifat hidrophilic (senang pada
air/polar) dan hidrophobic (tidak senang air/non-polar). Sebagai contoh,
phospolipid molekul mempunyai gugus kepala hidrophilic yang sifatnya non-polar
yang dinamakanhidrophobic hidrocarbon tail.
Sebagian phospolipid dan glikolipid
membentuk bilayer secara spontan apabila berada dalam lingkungan air. Sifat
inilah yang menyebabkan membran sel dapat menutup kembali secara spontan
apabila robek atau rusak. Sedangkan sifat penting lainnya dari membran plasma
adalah fluiditasnya, oleh karena sifat ini sangat menentukan fungsi dari
membran plasma.
FLUIDITAS LIPID BILAYER DANKOLESTEROL
Keenceran lipid bilayer ditentukan oleh
komposisinya yaitu macam asam lemak (jenuh dan tidak jenuh) dan kolesterol.
Makin banyak kandungan asam lemak tidak jenuh menyebabkan lapisan lipida makin
encer. Membran plasma dapat mengalami perubahan fisika kimia (transisi fase)
yaitu dari fase encer (liquid state) menjadi fase seperti agar (gel
state). Jika membran banyak mengandung asam lemak tidak jenuh, perubahan
fase encer menjadi fase gel lebih sukar terjadi, artinya untuk terjadinya
perubahan fase memerlukan suhu yang lebih rendah.
Protein Membran Plasma
Walaupun struktur dasar dari membran adalah
molekul lipid, namun fungsi fisiologis dan patologis dari membran disebabkan
oleh adanya protein yang tertanam dalam lipid bilayer tersebut. Jumlah dan
jenis protein yang terdapat dalam membran plasma bervariasi dari sel ke sel.
Molekul protein
kebanyakan terlarut dalam lipid bilayer. Fungsi dari protein adalah sebagai
media berbagai fungsi dari membran sel seperti: transport aktif molekul-molekul
tertentu keluar masuk sel, sebagai enzim yang mengkatalisis reaksi-reaksi kimia
yang berkaitan dengan membran plasma, sebagai penghubung struktur membran
plasma dengan sitoskeleton dan atau matriks sel atau sel yang berdekatan, dan
sebagai reseptor untuk menerima sinyal-sinyal kimia yang berasal dari
lingkungan sel.
Karbohidrat Membran Plasma
Pada permukaan sel eukariotik didapatkan
molekul karbohidrat pada permukaan selnya. Molekul yang banyak didapatkan
adalah rantai polisakarida dan rantai oligosakarida yang berikatan secara
kovalen dengan membran protein dan rantai oligosakarida yang secara kovalen
berikatan dengan lipid (glikolipid). Jumlah karbohidrat dalam plasma membran
berkisar antara 2 – 10 % dari seluruh berat membran.
Pada membran plasma
didapatkan proteoglikan molekul yang mengandung rantai yang panjang dari polisakarida
terkait dengan protein membran dan didapatkan terutama pada bagian luar dari
membran sebagai matriks eksternal.
Sebagaimana protein
membran, karbohidrat membran distribusinya juga tidak simetris, karbohidrat
yang sama tidak selalu ada pada permukaan dalam atau luar membran. Rantai
karbohidrat dari glikolipid, glikoprotein dan proteoglikan pada membran sel
atau membran internal selalu terletak pada membran nonsitoplasma. Pada membran
plasma, karbohidrat terletak di bagian permukaan luar dari bilayer dan pada
membran internal karbohidrat menghadap pada lumen dari kompartemen sel.
Pada permukaan luar dari
membran sel eukariotik terdapat daerah yang mengandung sangat kaya dengan
karbohidrat, yang dapat ditunjukkan dengan memberikan pewarnaan rutheinium red.
Selaput ini dinamakan sebagai glikokaliks. Glikokaliks selain mengandung
karbohidrat, juga didapatkan glikoprotein dan proteoglikan yang disekresi sel
dan diserap oleh permukaan luar membran plasma dan kemudian menjadi komponen
dari matriks ekstra sel.
Oligosakarida pada sisi
luar membran plasma berbeda-beda dari satu spesies ke spesies lain, dan bahkan
dari satu sel ke sel lainnya dalam satu individu. Keberagaman molekul dan
lokasinya pada permukaan sel membuat oligosakarida dapat berfungsi sebagai
penanda yang membedakan satu sel dari yang lain. Misalnya, empat kelompok darah
manusia yang ditandai dengan A, B, AB, dan O mencerminkan keragaman
oligosakarida pada permukaan sel darah merah.
KESIMPULAN
:
Membran
plasma atau membran biologis merupakan contoh sempurna dari struktur
supramolekul, banyak molekul yang disusun ke dalam tingkat organisasi yang
lebih tinggi, dengan sifat-sifat baru yang muncul melebihi sifat-sifat molekul
individunya. Salah satu sifat penting membran plasma adalah kemampuannya untuk
mengatur transpor melintasi batas seluler, suatu fungsi yang mendasar untuk
keberadaan sel sebagai sistem terbuka. Bentuk membran plasma yang mosaik fluida
sesuai dengan fungsinya yaitu mengatur lalulintas molekuler sel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar